Selasa, 27 Mei 2014



Tengkulak
Derita negeriku
Proklamasi yang mengumandangkan merdeka
Merdeka bagi mereka bebas membawa negeri
Kemana mereka mau
Sila ketiga membuat hasrat
Mereka bersatu menjajakan
Bangsa pada tangan tengulak
Tak bertanggung jawab

PUISI



 GUBUK
Suara gemuruh mengusik tidur
Cahaya petir mencabik mata
Deru hujan getarkan kalbu
Hembusan angin merasuk tulang
Takut, khwatir, resah akannya
Dinding tepas, lantai tanah, atap pelepah
Ku berlindung, ku berdoa, memohon
Jangan kau renggut harta ku
Warisan satu-satunya: gubukku
Tempat ku beradu
Singasana saat panas dan hujan menerpa

PUISI




Bangku panas

Hai orang terhormat

Hidupmu terlalu mudah

Dengan jas harum

Dengan sepatu tak kenal debu

Dengan mobil mewahmu

Dengan wibawa yang gila hormat

Duduk di bangku panas

Dengan leha-leha engkau makan keringat kaumku

Sudikah engkau membeli dasi dari keringat kaumku

Relakah engkau minum hasil jerih payah kaumku

PUISI



         LAJU

dentuman  jarum  terus berpacu

Mengejar tiap langkah kaki

Putaran jam tak mengenal kata henti sejenak

Untuk  berpikir bagi  tiap insan

Ketiga jarum  terus jalan berkala

Tak acuhkan   kondisi yang  mendesak
Kilau Tak Tampak

pilar penantian menjulang tinggi
menerobos jejak yang diterpa angin
berpadu deru bersanding duka
bujuk kata terlontar
menghapus lara kalbu

linang air suci
mengikis derak lantak nostalgia
kabut menghadang sorot jiwa
terkapar
terjerat


Medan, 17 feb 2014

Senin, 19 Mei 2014

Senandung Bocah Kecil


Senandung bocah kecil



Aku hidup tanpa batasan

Langkahku menelusuri pinggir kota

Menapak tempat bermalam

Mataku mencari sesuatu

Berharap sebungkus nasi sisa

puisi







Kembali




Jika ku toreh titik harapan




Angan yang melampaui kekuatanku




Maka itu juga membuat aku sakit




Aku bimbang di podasi




Angin badai merampas harapanku




Akankah ku mampu menggapai kasihku kembali

Sabtu, 17 Mei 2014

Beribu Kertas

Kertas putih ku nodai dengan tinta hitam
Kertas halus ku goreskan dengan tajam
Kertas suci kulumuri dengan kubangan tinta
Ku mengadu pada kertas putih
Tiada respon, tiada solusi
Tangis ku curahkan pada beribu kertas