Senandung bocah kecil
Aku hidup tanpa
batasan
Langkahku
menelusuri pinggir kota
Menapak tempat
bermalam
Mataku mencari
sesuatu
Angin malam yang dingin
Menambah rasa lapar yang mengerogoti perutku
Tubuh
yang kurus, dekil dibungkus dengan kain busuk
Yang
mengundang lalat menghinggapi borok di tubuhku
Aku sangat berharap sang pencipta mencabut
nyawaku
Tapi ajal itu tetap tak kunjung
Untuk apa aku hidup hanya untuk merusak
panorama kota
Adakah engkau kaum beruntung mendengar
senandung ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar